TUGAS
KELOMPOK
TELAAH
KURIKULUM
SMP
& SMA
Disusun
Oleh :
Nama
Anggota : Nisya Ulmiah (06111011028)
Arsela Komaralita (06111011012)
Dinna Fitria (06111011034)
Maisyaroh (06111011020)
Dosen
Pembimbing : Drs. Abidin
Pasaribu, M.
Dr. Sardianto MS, M.Si., M.Pd.
1.
Sebutkan
jenis kecakapan hidup dan berikan contoh nya dalam pembeljaran fisika!
Jawab:
Departemen Pendidikan Nasional
(2003) membagi kecakapan hidup (life skill) menjadi dua macam yaitu :
1. Kecakapan
Hidup Generik (General life skill, GLS)
Kecakapan hidup generik atau
kecakapan yang bersifat umum, adalah
kecakapan untuk menguasai dan memiliki konsep dasar keilmuan. Kecakapan hidup
generik berfungsi sebagai landasan untuk belajar lebih lanjut dan bersifat
transferable, sehingga memungkinkan untuk mempelajari kecakapan hidup lainnya.
Kecakapan hidup generik terdiri dari :
a.
Kecakapan Mengenal Diri (Self-Awarness Skill)
Kecakapan mengenal diri meliputi kesadaran sebagai makhluk Tuhan, kesadaran akan eksistensi diri, dan kesadaran akan potensi diri. Kecakapan mengenal diri pada dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial, bagian dari lingkungan, serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sekaligus meningkatkan diri agar bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Walaupun mengenal diri lebih merupakan sikap, namun diperlukan kecakapan untuk mewujudkannya dalam perilaku keseharian. Mengenal diri akan mendorong seseorang untuk beribadah sesuai agamanya, berlaku jujur, bekerja keras, disiplin, terpercaya, toleran terhadap sesama, suka menolong serta memelihara lingkungan. Sikap-sikap tersebut tidak hanya dapat dikembangkan melalui pelajaran agama dan kewarganegaraan, tetapi melalui pelajaran Fisika diantaranya sikap jujur (contoh : tidak memalsukan data hasil praktikum Fisika), disiplin (contoh : tepat waktu, taat aturan yang disepakati, dan tata tertib laboratorium Fisika) dan bekerja keras (contoh: tidak putus asa,dalam artian mencoba terus dalam menemukan jawaban dari persoalan fisika)
b.
Kecakapan Berpikir (Thinking Skill)
Kecakapan
berpikir merupakan kecakapan menggunakan pikiran atau rasio secara optimal.
Kecakapan berpikir meliputi :
a) Kecakapan
Menggali dan Menemukan Informasi (Information Searching)
Kecakapan menggali dan menemukan informasi memerlukan
keterampilan dasar seperti membaca, menghitung, dan melakukan observasi. Dalam
ilmu Fisika, observasi melalui pengamatan sangat penting dan sering dilakukan.
b) Kecakapan Mengolah Informasi
(Information Processing)
Informasi yang telah dikumpulkan harus diolah agar
lebih bermakna. Mengolah informasi artinya memproses informasi tersebut menjadi
suatu kesimpulan. Untuk memiliki kecakapan mengolah informasi ini diperlukan
kemampuan membandingkan, membuat perhitungan tertentu, membuat analogi sampai
membuat analisis sesuai informasi yang diperoleh.
c) Kecakapan Mengambil
Keputusan (Decision Making)
Setelah informasi diolah menjadi suatu kesimpulan,
tahap berikutnya adalah pengambilan keputusan. Dalam kehidupan sehari-hari,
seseorang selalu dituntut untuk membuat keputusan betapun kecilnya keputusan
tersebut. Karena itu siswa perlu belajar
mengambil keputusan dan menangani resiko dari pengambilan keputusan tersebut.
d) Kecakapan
Memecahkan Masalah (Creative Problem Solving Skill)
Pemecahan
masalah yang baik tentu berdasarkan informasi yang cukup dan telah diolah.
Siswa perlu belajar memecahkan masalah sesuai dengan tingkat berpikirnya sejak
dini. Selanjutnya untuk memecahkan masalah ini dituntut kemampuan berpikir
rasional, berpikir kreatif, berpikir alternatif, berpikir sistem dan
sebagainya. Karena itu pola-pola berpikir tersebut perlu dikembangkan di
sekolah, dan selanjutnya diaplikasikan dalam bentuk pemecahan masalah.
(Contoh: Ketika siswa sedang menjawab persoalan mengenai gerak peluru
maka siswa akan menggunakan imajinasinya dalam menemukan rumus gerak peluru
kemudian dapat dengan mudah melakukan perhitungannya)
c. Kecakapan
Berkomunikasi
Yang
dimaksud berkomunikasi bukan sekedar menyampaikan pesan, tetapi komunikasi
dengan empati. Menurut Depdiknas (2002) : empati, sikap penuh pengertian, dan
seni komunikasi dua arah perlu dikembangkan dalam keterampilan berkomunikasi
agar isi pesannya sampai dan disertai kesan baik yang dapat menumbuhkan
hubungan harmonis. Berkomunikasi dapat melalui lisan atau tulisan. Untuk
komunikasi lisan, kemampuan mendengarkan dan menyampaikan gagasan secara lisan
perlu dikembangkan. Berkomunikasi lisan dengan empati berarti kecakapan memilih
kata dan kalimat yang mudah dimengerti oleh lawan bicara. Kecakapan ini sangat
penting dan perlu ditumbuhkan dalam pendidikan. Berkomunikasi melalui tulisan
juga merupakan hal yang sangat penting dan sudah menjadi kebutuhan hidup.
Kecakapan menuangkan gagasan melalui tulisan yang mudah dipahami orang lain,
merupakan salah satu contoh dari kecakapan berkomunikasi tulisan.
(Contoh:
Jika dalam satu kelompok sedang membahas mengenai Hukum Newton,salah satu siwa
dalam menyampaikan gagasan atau pemikirannya dan aplikasinya secara jelas dan
dapat dimengerti oleh anggota kelompoknya)
d. Kecakapan
Bekerjasama (Collaboration Skill)
Sebagai
makhluk sosial, dalam kehidupan sehari-hari manusia akan selalu memerlukan dan
bekerjasama dengan manusia lain. Kecakapan bekerjasama bukan sekedar “bekerja
bersama” tetapi kerjasama yang disertai dengan saling pengertian, saling
menghargai, dan saling membantu. Kecakapan ini dapat dikembangkan dalam semua
mata pelajaran, misalnya mengerjakan tugas kelompok, karyawisata, maupun bentuk
kegiatan lainnya.
· (Contoh
: dalam kegiatan praktikum gaya gesek
siswa berkelompok dilatih untuk kompak dalam menyelesaikan persoalan yang
diberikan guru,menyelesaikan ketepatan waktu,keakuratan hasil
perhitungannya,dan kesimpulan dari persoalan tersebut)
2. Kecakapan
Hidup Spesifik (Specific life skill, SLS)
Kecakapan
hidup spesifik terkait dengan bidang pekerjaan (occupational) atau bidang
kejuruan (vocational) tertentu. Jadi kecakapan hidup spesifik diperlukan
seseorang untuk menghadapi masalah bidang tertentu. Kecakapan hidup spesifik
ini meliputi :
1.
Kecakapan Akademik (Academic Skill)
Kecakapan
akademik disebut juga kecakapan intelektual atau kemampuan berpikir ilmiah dan
merupakan pengembangan dari kecakapan berpikir. Kecakapan akademik sudah
mengarah ke kegiatan yang bersifat akademik atau keilmuan. Kecakapan ini
penting bagi orang yang menekuni bidang pekerjaan yang menekankan pada
kecakapan berpikir. Oleh karena itu kecakapan ini harus mendapatkan penekanan
mulai jenjang SMA dan terlebih pada program akademik di universitas.
(Contoh: Dalam
pembelajaran fisika sangat dituntut kecakapan berpikir,misal dalam materi
Listrik magnet siswa dituntut untuk kreatif dan kritis dalam menyelesaikan
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan materi tersebut,tidak terpaku
dengan yang diberikan oleh guru)
2.
Kecakapan Vokasional / Kejuruan (Vocational Skill)
Kecakapan vokasional disebut juga
kecakapan kejuruan, yaitu kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan
tertentu yang terdapat di masyarakat. Kecakapan ini lebih cocok untuk siswa
yang akan menekuni pekerjaan yang lebih mengandalkan keterampilan psikomotor.
Kecakapan vokasional meliputi :
1) Kecakapan Vocasional Dasar (Basic
Vocational Skill)
Yang
termasuk kecakapan vokasional dasar antara lain : kecakapan melakukan gerak
dasar, menggunakan alat sederhana, atau kecakapan membaca gambar.
2)
Kecakapan Vocational Khusus (Occupational Skill)
Kecakapan
ini memiliki prinsip dasar menghasilkan barang atau jasa. (contoh : Memperbaiki
kipas angin bagi yang menekuni bidang elektronika)
2.
Apa
esensi dan praktiknya keterampilan hidup dalam pembelajaran fisika!
Jawab:
Kecakapan
hidup merupakan orientasi pendidikan yang mensinergikan mata pelajaran menjadi
kecakapan hidup yang diperlukan seseorang, dimanapun ia berada, bekerja atau
tidak bekerja, apapun profesinya. Jadi keterampilan hidup dalam pembelajaran
fisika itu adalah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contohnya
dengan mempelajari materi tentang kapasitor siswa mengetahui dan bisa
mempraktekkan nya dalam kasus kipas angin yang rusak karena kapasitor.
Perlu didasari
bahwa dalam kehidupan nyata, antara general life skill dan spesifik life skill
tidak terpisah secara khusus, tetapi menyatu dan saling menunjang satu sama
lain menjadi sebuah tindakan individu yang melibatkan aspek fisik, mental, emosional
dan intelektual yang sangat berpengaruh pada kematangan kepribadian individu
yang bersangkutan. Jadi tinggi rendahnya kualitas tindakan seseorang sangat
dipengaruhi oleh kualitas kematangan dari perpaduan aspek-aspek tersebut.
Proses pembelajaran fisika yang
berorientasi life skill lebih realistic dalam konteks hidup dan digunakan
sebagai sarana belajar. Proses pembelajaran tidak lagi dilakukan semata- mata
didalam kelas tetapi juga dikancah nyata dan lebih banyak menggunakan realitas serta hal-hal
yang konkrit . dalam pembelajaran life skill ini menempatkan guru hanya sebagai
fasilitator, mediator, dan motivator.
Peran guru dalam pendidikan
kecakapan hidup, diperlukan usaha yang sungguh-sungguh untuk menggeser peran
guru, dari peran sebagai pemberi ilmu menjadi penyedia persematan atau kondisi
yang baik bagi tumbuh kembangnya peserta didik. Peran utama guru sebagai
pencipta lingkungan pembelajaran yang
kondusif bagi tumbuh kembangnya masyarakat dalam menguasai kecakapan hidup.
0 komentar:
Posting Komentar