Pendahuluan
Telah
dipelajari bahwa perangkat dari teori kuantum lama adalah :
·
Postulat Planck mengenai kuantisasi
energi osilator harmonik elektron yang menjadi sumber radiasi termal pada benda
hitam sempurna.
·
Teori Einstein mengenai efek fotolistrik
yang mengandaikan bahwa cahaya terkuantisasi.
·
Perilaku partikel dari radiasi
elektromagnetik yang menerangkan efek Compton (dualism cahaya).
·
Postulat de Broglie tentang perilaku
partikel bergerak sebagai gelombang (dualism partikel).
·
Prinsip Heisenberg mengenai
ketidakpastian harga besaran x dan p jika diukur serentak.
·
Teori Bohr mengenai atom hydrogen.
Namun demikian perangkat teori ini tidak dapat
menerangkan beberapa gejala tingkat atom dan sub-atom lain. Contohnya adalah
spektrum atom berelektron banyak, dan laju transisi electron dari satu tingkat
energi ke tingkat energi lainnya dalam hidrogen dan atom-atom lain. Bohr tidak dapat
menerangkan mengapa garis spektral tertentu berintensitas lebih tinggi dari
pada yang lainnya, dan tidak dapat menerangkan bahwa sesungguhnya garis
spektral terdiri dari garis-garis terpisah yang panjang galombangnya berbeda
sedikit.
Selain
itu perangkat ini tidak menyeluruh(komprehensif) sebagai wadah untuk
menerangkan gejala-gejala yang bersumber pada proses-proses fisika di tingkat
atom dan sub-atom. Pada tahun 1925 Erwin Schroedinger mengajukan suatu teori,
Mekanika Kuantum, yang mana lebih menyeluruh tentang gejala yang bersumber pada
proses atom dan sub-atom. Perbedaan pokok antara mekanika Newton (klasik)
dengan mekanika kuantum terletak pada cara menggambarkannya. Dalam mekanika
klasik, masa depan partikel telah ditentukan oleh kedudukan awal, momentum awal
serta gaya-gaya yang beraksi padanya. Dalam dunia makroskopik kuantitas seperti
ini dapat ditentukan dengan ketelitian yang cukup sehingga mendapatkan ramalan
mekanika Newton yang cocok dengan pengamatan. Dalam mekanika kuantum ketentuan
tentang karakteristik masa depan seperti mekanika Newton tidak mungkin diperoleh,
karena kedudukan dan momentum suatu partikel tidak mungkin diperoleh dengan ketelitian
yang cukup, sehingga dalam teori ini digunakan prinsip ketidakpastian dan
probabilitas. Hal yang dapat membuat kita lebih paham akan keberadaan dari
mekanika klasik dan kuantum adalah, kenyataan bahwa mekanika klasik merupakan
versi aproksimasi dari mekanika kuantum.
Hal
ini merupakan sesuatu yang mengejutkan dan luar biasa dari teori kuantum.
Fungsi
dan Persamaan Gelombang
Kuantitas
yang diperlukan dalam mekanika kuantum adalah fungsi gelombang dari benda itu (dinotasikan
dengan ). itu sendiri sebenarnya
tidak memiliki tafsiran fisis, merupakan kuadrat
besaran mutlak yang mana berbanding lurus dengan peluang (kebolehjadian) untuk mendapatkan
partikel itu di tempat itu dan pada saat itu. Nilai dari momentum, momentum
sudut dan energi dapat diperoleh dari . Adapun ungkapan
matematis dari adalah ,
(1)
dengan
* merupakan konjugate kompleks dari apabila merupakan fungsi
kompleks. Berikut contohnya,
Fungsi
gelombang diungkapkan oleh : (x,t) = A(x,t) + iB(x,t) (2)
Konjugate
kompleks dari fungsi tsb. : (x,t) = A(x,t) + iB(x,t) (3)
Sehingga
kuadarat besaran mutlak : = A + B (4)
Mengingat
nilai dari maka .
merupakan kuantitas
riil yang positif.
Persyaratan
untuk fungsi gelombang :
1. Karena
merupakan
kebolehjadian, maka fungsi perlu dinormalisasi
agar kebolehjadian menemukan partikel di seluruh interval adalah satu.
2.
harus berharga tunggal,
karena P hanya berharga tunggal pada tempat dan waktu tertentu, yaitu 1(satu).
Berdasarkan
kedua persyaratan diatas, maka sudah tentu berlaku hubungan dibawah ini (5)
(6)
Fungsi
yang memenuhi persamaan diatas dinamakan fungsi yang ternormalisasi. Pernyataan
dari
ungkapan
tersebut ialah probabilitas dari menemukan partikel di suatu tempat setiap saat
bernilai
1(tidak
mungkin 0,2, 3…dst).
Persamaan
Schroedinger
Persamaan
Schroedinger merupakan suatu postulat tentang gerak suatu partikel bermassa m0
dalam
potensial bergantung waktu V(x,t). Di bawah ini dicantumkan persamaan
itu untuk kasus 1
dimensi
dengan koordinat cartesis x :
(7)
Dalam
ungkapan ini mo merupakan massa partikel, x merupakan kedudukan partikel, dan t
adalah waktu. Fungsi merupakan solusi dari persamaan tersebut, yang
dinamakan fungsi
gelombang
Schroedinger.
Dinyatakan
dalam teori mekanika kuantum, bahwa fungsi gelombang :
“
secara sepenuhnya menggambarkan sistem fisika mikro yang dipelajari, dalam
arti bahwa, semua informasi mengenai
besaran fisika system itu dapat diperoleh dari ”.
Persamaan
Schroedinger merupakan suatu postulat, jadi merupakan suatu andaian dasar.
Bermanfaat
atau tidaknya postulat itu bergantung dari kemampuannya dalam meramal gejala
yang berkaitan dengan proses fisika tingkat atom dan sub-atom. Berikut ini
contohnya (bukan bukti) :
Ambil
kasus sederhana, yaitu elektron yang bergerak dalam satu dimensi dengan vector gelombang
tunggal k0
dan
frekuensi tunggal . Untuk kasus dengan
vector gelombang tunggal seperti itu, gelombang ada diseluruh interval x,
antara . Kedudukan elektron
tidak tertentu, sesuai dengan ketidakpastian Heisenberg , () () ½ dengan () = 0.
Gerak
elektron dalam ruang digambarkan oleh fungsi gelombang :
(8)
dengan dan
Maka
persamaan (8) dapat ditulis sebagai :
(9)
Menurut
postulat Schoedinger informasi tentang partikel dapat diperoleh dari (x,t). Lalu bagaimanakah cara
memperolehnya?
v
Lakukanlah operasi matematika terhadap fungsi gelombang (x,t) .
Hasil operasinya
sebagai berikut :
(10)
dengan mengoperasikan terhadap
(x,t)
diperoleh momentum linier partikel bersangkutan. Operator dinamakan operator
momentum linier. Notasinya adalah ,
sehingga
dapat dituliskan ungkapan :
(11)
Dengan Operator
momentum linier.
v Bagaimanakah
agar dapat memperoleh nilai energi dari fungsi gelombang ?
Cobalah dengan
menerapkan operasi matematika terhadap fungsi
gelombang tersebut.
(12)
Operator merupakan operator
energi, yang dinotasikan dengan . Sehingga,
(13)
Dengan operator
energi.
Bila
operator momentum kita kuadratkan maka akan didapatkan operator matematika yang
lain:
v terapkan operator ini
pada fungsi gelombang
Hasilnya adalah sebagai berikut :
(14)
Dengan demikian merupakan operator
matematika yang menghasilkan energi kinetik
partikel
yang digambarkan dengan fungsi gelombang
, dengan notasi .
Operator
energi kinetik.
§ Operator
untuk kedudukan adalah x itu sendiri. Notasinya adalah . Dengan demikian operator untuk fungsi potensial V(,t) adalah V(x,t)
.
x operator
kedudukan partikel.
Perhatikanlah persamaan
gelombang Schroedinger di bawah ini :
(7)
Persamaan (7) ini dapat
ditulis dengan ungkapan yang telah diperoleh pada persamaan (14) sebagai:
(15)
Operator dalam ruas
kiri dapat ditulis dengan
notasi operator menjadi : .
Sehingga didapat
ungkapan bagi operator energi total yang dikenal sebagai operator Hamilton, yaitu:
(16)
§ Dengan
demikian persamaan schoedinger dengan menggunakan operator-operator yang dibataskan di atas menjadi : (17)
Persamaan
Schroedinger Bebas Waktu (PSBW)
Jika
fungsi potensial tidak bergantung waktu, bagaimanakah bentuk persamaan Schroedinger untuk kasus dengan potensial bebas
waktu V(x)?
Untuk
kasus seperti itu persamaan gelombang Schroedinger (7) berbentuk :
(18)
Bila
dilakukan separasi variable (pemisahan peubah) dalam solusi persamaan di atas
sehingga , lalu substitusikan
dalam persamaan Schroedinger bebas waktu menghasilkan
(19)
dan
dapat ditulis pula kedalam bentuk :
(20)
Dari
persamaan (20) di atas jelas terlihat bahwa ruas kiri dari persamaan tersebut
hanya mengandung variable x,
dan ruas tengah hanya mengandung variable t. Sedangkan persamaan
itu berlaku untuk semua harga x maupun
t.
Hal
ini hanya berlaku jika ruas kiri dan ruas tengah selalu bernilai tetap,
misalkan sama dengan G.
§ Dengan
demikian dapat diperoleh dua persamaan berikut :
, dan (21)
(22)
Solusi dari persamaan
(22) adalah , dengan G = E, yang
merupakan energi total
partikel yang direpresentasikan oleh fungsi gelombang (x,t) .
Berikut penjelasannya
: Perhatikan
persamaan (7) dan (14) lalu bandingkan dengan persamaan (21), maka didapat ungkapan :
, sehingga otomatis
nilai G sama besarnya
dengan
energi total partikel E.
§ Dengan
demikian untuk kasus dengan fungsi potensial tidak bergantung waktu, diperoleh persamaan Schroedinger bebas waktu
(PSBW) :
(23)
dengan fungsi gelombang total:
(24)
§ Persamaan
, yang dapat ditulis
sebagai dinamakan persamaan
harga eigen, dan harga tetap E yang merupakan
solusi yang dikenal sebagai nama persamaan karakteristik, suatu topik penting dalam pembelajaran tentang
persamaan diferensial.
0 komentar:
Posting Komentar