Sabtu, 17 November 2012

Tokoh Fisika di Bidang Semi Konduktor dan Astronomi


Tokoh Fisika di Bidang Semi Konduktor dan Astronomi
1.     Semi konduktor
·   John Bardeen
     John Bardeen (23 Mei 1908-30 Januari 1991) ialah ilmuwan Amerika Serikat yang menerima Penghargaan Nobel dalam Fisika 2 kali, yakni pada tahun 1956 dan 1972, buat riset mereka pada semikonduktor dan penemuan mereka pada efek transistor
·   William Bradford Shockley
      ialah fisikawan Amerika Serikat kelahiran Inggris yang menerima Hadiah Nobel Fisika bersama dengan John Bardeen dan Walter H. Brattain.  Penelitiannya dalam fisika benda padat, khususnya tabung vakum, membuat banyak kemajuan teoretis dalam tujuan perusahaan untuk menggunakan tombol elektronik untuk kantor telepon sebagai pengganti tombol mekanik yang masih dipakai sampai saat itu. Selama PD II, Shockley bekerja untuk proyek militer, khususnya memperhalus sistem radar. Begitu perang berakhir, ia kembali meneliti benda padat, kini mengamati semikonduktor.

Salah satu sumbangannya dalam bidang industri elektronika ialah penerapan teori kuantum pada perkembangan semikonduktor. Pada 1947, dengan koleganya John Bardeen dan Walter Brattain, ia membuat alat semikonduktor pengeras pertama. Mereka menyebutnya transistor (dari transfer dan resistor). Shockley membuat kemajuan di bidang itu pada 1950 yang membuatnya mudah diproduksi. Gagasannya yang orisinal akhinya menimbulkan pengembangan keping silikon. Shockley, Bardeen, dan Brattain memenangkan Penghargaan Nobel dalam Fisika 1956 untuk pengembangan transistor, yang memungkinkan alat-alat elektronik dibuat lebih kecil, jelas, malahan murah.
·   Leo Esaki 
      Leo Esaki (江崎 玲於奈; transkripsi yang benar Esaki Reona; juga dikenal sebagai Esaki Leona, (lahir 12 Maret 1925) adalah fisikawan Jepang-Amerika Serikat yang bekerja pada peralat kristal (diode semikonduktor) dan menunjukkan bahwa besarnya hambatan listrik kadang-kadang menurun dengan bertambahnya arus listrik. Ia menghubungkannya dengan penerowongan mekanika kuantum. Untuk penemuan ini, ia menerima Penghargaan Nobel dalam Fisika 1973. Leo Esaki memenangkan hadiah Nobel ini bersama-sama dengan Ivan Giaever dan Brian David Josephson mengenai fenomena yang juga dikenal sebagai terobosan elektron (electron tunneling).


·   Herbert Kroemer dan Zhores Alferov
      Herbert Kroemer ahli fisika Jerman. Dikenal dunia sains sebagai salah satu penemu heterostruktur semikonduktor yang amat signifikan dalam pengembangan elektronika optik berkecepatan tinggi. Atas karya ilmiah yang fantastik ini ia berbagi setengah Hadiah Nobel Fisika di tahun 2000 bersama fisikawan Rusia, Zhores Alferov, yang berhasil mencapai temuan serupa. Separoh lainnya dari Nobel Fisika tahun itu diberikan kepada fisikawan Amerika, Jack Clair Kilby, yang berhasil menemukan sirkuit terintegrasi.  Herbert Kroemer lahir 25 Agustus 1928, di Weimar, Jerman. Ia meraih gelar Ph.D dari Universitas Gottingen di bidang fisika teoritis pada tahun 1952. Disertasinya berkenaan dengan efek elektro-panas pada transistor baru. Topik ini kemudian menjadi dasar karirnya dalam riset fisika, teknologi semikonduktor dan alat-alat semikonduktor.  Dalam waktu sepuluh tahun kelompok ini berubah menjadi kelompok riset yang sangat besar dan aktivitas di dalamnya menjadi pusat pengembangan fisika dan teknologi gabungan semikonduktor beserta alat-alatnya. Dalam risetnya, Kroemer selalu mengupas sesuatu yang lebih maju satu atau dua generasi dari kondisi teknologi arus utama yang ada di masanya.


2.   Astronomi
·   Hans Bethe
adalah fisikawan Jerman-Amerika Serikat yang adalah pemenang Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1967 untuk penemuannya berupa nukleosintesis perbintangan (stellar nucleosynthesis).  Pada masa Perang Dunia II, timnya di Laboratorium Los Alamos berhasil menemukan massa kritis uranium-235 yang diperlukan untuk menahan reaksi fisi yang menyebabkan bom atom meledak. Dia lalu berkampanye bersama Albert Einstein untuk menentang percobaan senjata nuklir dan persaingan dalam pengembangan senjata nuklir.
Hans Bethe meninggal dunai di rumahnya di Ithaca, New York. Saat meninggal, dia adalah Profesor Fisika Emeritus di Universitas Cornell. Dia meninggalkan istrinya Rose, putranya Henry dan putrinya Monica.

·   Subrahmanyan Chandrasekhar
adalah fisikawan India-Amerika Serikat. Ia adalah keponakan Chandrasekhara Raman, fisikawan pemenang Hadiah Nobel Fisika 1930. Ia menerima gelar B.A. dari Universitas Madras. Di Universitas Cambridge ia menerima gelar Ph.D. dan mengembangkan teori bintang kerdil putih, menunjukkan bahwa tekanan degenerasi mekanika kuantum tidak bisa menstabilkan bintang raksasa. Ia bekerja di Universitas Chicago dan Observatorium Yerkes dari 1937 hingga 1995.

0 komentar: