Setelah galileo merasakan penyelidikan yang sangat ketat ditahun 1632, dia menjadi
hati-hati dalam risetnya atau setidaknya dalam publikasinya, kedalam
topik-topik yang bebas dari implikasi teologis. Dia kembali menekuni bidang
studi awalnya, yaitu mekanika. Bukunya yang berjudul “Dialoghi delle Nouve
Scienze” diselesaikannya tahun 1636 dan dicetak dua tahun kemudian.
Pada awal karirnya, Galileo telah mulai gencar
melakukan serangan pada ide-ide Aristotelian yang kemudian dilanjutkannya
seumur hidupnya. Disebuah menara miring di Pisa pada tahun 1590, Galileo
melakukan demonstrasi paling teaterikal dalam sejarah dunia sains. Dengan menggabungkan
ide-ide dari pemikiran lama, dia mengusulkan untuk mendemonstrasikan kesalahan
doktrin Aristotelian yang menyatakan kecepatan benda yang jatuh sebanding
dengan beratnya. Galileo menjatuhkan dua buah meriam dengan berat masing-masing
setengah pon dan seratus pon dari atap menara. Tak perlu diragukan lagi, kedua
meriam itu mencapai tanah secara bersamaan. Sayangnya, hanya sedikit orang yang
senang dengan apa yang ditunjukan Galileo, selebihnya menganggap Galileo
melakukan sihir.
Percobaan yang dilakukan Galileo dimenara miring
itu menunjukan bahwa kecepatan benda yang jatuh tidak bergantung pada beratnya,
asalkan beratnya cukup untuk melawan hambatan atmosfer. Percobaan-percobaan
selanjutnya mengarahkan kita pada hukum-hukum yang berkaitan dengan kecepatan
benda jatuh yang dipercepat. Percobaan lainya, dimana bola-bola meriam tadi
dibuat menggelinding dibidang miring. Hal ini menguatkan observasi bahwa gaya
tarik gravitasi memberikan kecepatan pada benda yang jatuh, yang sebanding
dengan panjang lintasan jatuhnya, tanpa memperdulikan lintasan itu berupa garis
lurus atau miring.
Studi ini diasosiasikan dengan proyektil.
Sebagai contoh, sebuah peluru ditembakkan. Peluru ini akan bergerak dalam
sebuah garis horizontal yang lurus sampai gaya yang mendorongnya habis, lalu
kemudian peluru akan jatuh ketanah dalam suatu garis vertical yang tegak lurus
terhadap lintasan awalnya. Galileo berfikir bahwa peluru itu mulai jatuh sesaat
setelah ditembakkan dan melintang membentuk arah parabola. Berdasarkan pemikirannya
ini, sebuah peluru akan jatuh menghantam tanah bersamaan dengan sebuah peluru
yang ditembakkan secara horizontal. Sebagaimana proyektil itu mengikuti
lintasan parabola, hambatan udara adalah faktor yang tidak dapat dihitung
Galileo secara akurat, dan menyalahi realisasi idenya. Ide pentingnya adalah :
sejenis gaya, misalnya gaya gravitasi yang bekerja pada sebuah benda yang tak
disokong benda lain apapun disaat yang sama
akan dikerjai oleh sebuah gaya translasi.
akan dikerjai oleh sebuah gaya translasi.
Kepercayaan bahwa bumi ini berotasi membuat
suatu gambaran penting bahwa semua benda yang ada dipermukaan bumi ambil bagian
dari gerak-geraknya yang bervariasi dan cukup bebas antara satu dengan yang
lain. Jika bumi ini berotasi, maka sebongkah batu yang dijatuhkan dari atas
sebuah menara tidak akan jatuh dikaki menara, karena gerak bumi akan membuat
menara menjauh dari posisi asalnya ketika batu itu sedang dalam lintasannya.
Ini siap diobservasi, sebagai contoh : batu yang dijatuhkan dari sebuah kereta
yang bergerak tidak akan menghantam tanah secara langsung ketitik dimana batu
itu dijatuhkan, tetapi batu itu ambil bagian dari gerak maju kereta. Pendek
kata, percobaan sehari-hari memberikan kita ilustrasi dari apa yang mungkin
merupakan gerak gabungan, yang membuat semuanya terlihat masuk akal. Jika bumi
bergerak, benda yang ada dipermukaannya akan ambil bagian terhadap gerak itu
dengan sebuah cara yang tidak bercampur dengan pergerakan lain yang mungkin
mereka lakukan.
Kesulitan terbesarnya adalah benda-benda yang
bergerak itu diperkirakan dengan cara yang salah. Karena gaya harus
diaplikasikan pada sebuah benda agar benda itu dapat brgerak, maka diasumsikan
bahwa gaya yang sama harus terus-menerus diaplikasikan untuk membuat
benda-benda itu tetap bergerak. Sebagai contoh, ketika sebuah batu dilemparkan
dari tangan, gaya langsung diaplikasikan ketika batu itu meninggalkan tangan.
Walaupun demikian, batu itu terbang pada jarak tertentu dan kemudian jatuh ke
tanah. Aristotelian memperoleh kesimpulan bahwa gerakan tangan telah memberikan
gerak dorongan pada udara dan gerakan dorongan ini tidak dijelaskan. Mungkin
saja, riak air yang perlahan lenyap memberikan penjelasan secara analogi
mengenai implus yang lenyap secara berangsur-angsur yang mendorong batu itu.
Semua ini tentu hanyalah kesalahan penentuan
sudut pandang. Seperti semua orang ketahui saat ini, udara memperlambat gerak
batu, menyebabkan gravitasi mampu menariknya kebumi lebih cepat daripada yang
seharusnya terjadi. Seandainya hambatan udara dan gaya tarik gravitasi tidak
ada, maka batu yang terlemparkan dari tangan tadi akan melayang dalam suatu
garis lurus dengan kecepatan yang tidak akan pernah berubah. Namun faktanya,
seperti yang dinyatakan dalam hukum gerak pertama, sangat sulit untuk
dimengerti. Langkah pertama yang penting dalam hal ini mungkin di implikasikan
dalam penelitian Galileo tentang benda yang jatuh. Penelitian ini, seperti yang
kita ketahui, mendemonstrasikan bahwa benda yang beratnya setengah pon dan
seratus pon jatuh dengan kecepatan yang sama. Bagaimana pun, permasalahanya
terletak pada benda tertentu, misalnya bulu, yang tidak jatuh dengan kecepatan
rata-rata seperti halnya pada benda yang lebih berat. Anomali ini, menuntut
penjelasan, dan penjelasannya adalah benda yang relatif ringan dihambat oleh
udara. Saat ide bahwa udara dapat melakukan aksi, sebagaimana sebuah gaya akan
muncul, dipahami, para penyelidik prinsip-prinsip mekanika telah memasuki
perjalanan yang baru dan menjanjikan.
Galileo tidak dapat menunjukan pengaruh hambatan
udara. Dia tidak dapat meletakkan sehelai bulu dan sebuah koin dalam suatu
ruang hampa udara dan membuktikan hukum kedua benda itu akan jatuh dengan
kecepatan yang sama, karena pada massanya pompa udara belum ditemukan. Seorang
Italiaan yang hebat telah mengerti benar bahwa ide hambatan udara memainkan
peranan yang amat penting berkaitan dengan gerak benda jatuh dan benda yang
diproyeksikan. Sebagaimana yang dinyatakan Descrates dalam bukunya “principia
philosophiae” yang diterbitkan pada tahun 1644, benda apapun yang bergerak
sepanjang garis lurus kecepatannya akan selalu tetep. Sebaliknya benda tidak
bergerak akan tetap diam walaupun dikerjai oleh beberapa gaya.
Eksperimen Galileo yang lebih mendalam yang
berkaitan dengan subjek sebelumnya, dibuat dengan mengukur kecepatan bola yang
berputar diatas bidang miring dengan sudut-sudut yang bervariasi. Dia menemukan
bahwasanya kecepatan bola itu berbanding dengan tinggi dimana bola itu
dijatuhkan dan tidak berkaitan dengan kemiringannya. Ekperimen-eksperimen itu
dibuat juga dengan sebuah bola yang menggelinding diatas sebuah papan yang
melengkung, lengkungan itu mewakili ukursn luas lingkaran.
Eksperimen-eksperimen ini mengarahkan kita pada pembelajaran tentang gerak
kurva liniear dari sebuah benda yang digantungkan dengan seutas tali dengan
kata lain sebuah pendulum.
Galileo menemukan, sebagai contoh : bahwa sebuah
pendulum dengan panjang tertentu melakukan osilasi dengan frekuensi yang sama
walaupun lengkungannya dibuat sangat bervariasi. Dia juga menemukan bahwa
osilasi rata-rata untuk pendulum dengan panjang tali yang berbeda-beda akan
berbeda pula dan didasarkan pada hukum yang sederhana. Agar sebuah pendulum
berosilasi setengah kali dari kecepatan semula maka panjang pendulum dijadikan
empat kali semula. Dengan kata lain, osilasi rata-rata pendulum variasi dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Disini kemudian ada sebuah
hubungan sederhana antara gerak benda berayun dengan hubungan yang ditemukan
Keppler tentang gerak relatif planet-planet.
Galileo lebih jauh mengamati bahwa pendulumnya dapat
dikonstruksikan dengan berat berapa pun yang dapat mengatasi hambatan udara dan
tidak ada suatu bahan atau benda apapun yang dapat mempengaruhi waktu osilasi,
hal ini hanya ditentukan oleh panjang tali. Dikarenakan sebuah pendulum dengan
panjang tertentu berosilasi dengan kecepatan yang tetap, maka waktu dapat
diukur. Hal inilah yang memungkinkan Huygens untuk merancang jam pendulum.
Sebagai hasil teoritis dari studi terhadap benda
yang berputar dan berosilasi, dikembangkanlah apa yang biasanya disebut hukum
gerak ketiga, yaitu pada benda yang bergerak dengan sebuah efek yang sebanding
dengan efek yang dikerjakannya pada benda yang sama dalam keadaan diam.
Stevinus dan Hukum
Kesetimbangan
Penelitian-penelitian mekanika yang dilakukan
Galileo tak ubahnya sebuah tindakan revolusioner dibidang sains. Penelitiannya
ini merupakan kemajuan besar pertama setelah penelitian dinamis yang dilakukan
Archimedes dan kemudian mengarahkan kita pada dasar yang terjamin untuk memulai
sains modern. Namun Galileo tidak mengerjakan semuanya sendiri. Dua orang yang
sangat berjasa dan membantu Galileo adalah seseorang belanda bernama Stevinus
yang merupakan rekan Galileo dalam menentukan dasar-dasar sains dinamis, dan
seorang Inggris bernama Gilbert yang pertama meneliti fenomena magnet sehingga
dijadikan penelitian sains.
Stevinus lahir pada tahun 1548 dan meninggal di
tahun1620. Dia adalah orang yang memiliki kejeniusan dibidang praktek dan dia
menarik perhatian orang-orang non-sains pada zamannya dengan mengkonstruksi
kendaraan darat yang dilengkapi roda sehingga mirip dengan perahu di air.
Dialah orang yang mampu menyelesaikan persoalan tentang gaya tak langsung dan
dia juga yang menemukan prinsip penting dalam hidroninamik, yaitu bahwa tekanan
fluida sebanding dengan kedalamannya tanpa bergantung pada bentuk pipanya.
Penelitian gaya tak langsung dibuat Stevinus
dengan bantuan benda miring. Percobaannya yang paling demonstratif ini
sebenarnya sangat sederhana, dimana sebuah rangkaian yang tersusun oleh
bola-bola dengan berat yang sama digantung pada sebuah bidang segitiga.
Segitiga itu dirancang sedemikian rupa sehingga diam diposisi dasar horizontal,
sisi-sisi miring yang menunjang hubungan dengan sisi yang lain. Stevinus
menemukan bahwa rangkaian bolanya akan seimbang jika empat bola berada pada
sisi yang lebih panjang dan dua bola pada sisi yang lebih pendek dan lebih
curam. Keseombangan gaya seperti itu merupakan suatu kesetimbangan
stabil. Stevinus menjadi orang yang pertama memisahkan suatu jenis kondisi dan
kondisi yang tidak seimbang disebut keseimbangan yang tidak stabil. Percobaan
yang sederhana ini didasari hukum statis. Penelitian awal Stevinus
dipublikasikan pada tahun 1608. Seluruh hasil kerjanya yang terkumpul
dipublikasikan oleh Leyden pada tahun 1634.
Penelitian tentang keseimbangan tekanan benda
saat diam mengarah Stevinus untuk mempertimbangkan gabungan dari tekanan
fluida. Dia diberi penghargaan atas penjelasannya yang kemudian dikenal sebagai
paradoks hidrostatik. Percobaan modern yang mengilustrasikan paradoks ini
dibuat dengan memasukkan sebuah tabung yang panjang dan tegak lurus dengan
kaliber yang kecil kedalam bagian atas dari tong yang tertutup rapat. Saat
mengisi tong dan tabung dengan air, ini memungkinkan untuk menghasikan suatu
tekanan yang akan menekan tong. Walaupun tong itu kuat dan berat air didalam
tabung tidak signifikan. Hal ini mengilustrasikan fakta bahwa tekanan pada
bagian bahwa tabung sebanding dengan tinggi tabung dan tidak bergantung pada
bagian besarnya, inilah yang mempertanyakan paradoks hidrostatik. Penjelasannya
adalah bahwa suatu fluida yang diletakkan dibawah tekanan akan membutuhkan
sebuah gaya yang sama terhadap semua bagian dari dinding pembatas, jumlah
tekanan yang dapat ditambah secara tidak tepat dengan memperbesar permukaannya.
Inilah prinsip yang digunakan pada tekana hidrostatik.
Galileo dan Kesetimbangan
Fluida
Percobaan-percobaan dari penggabungan benda,
yang harus dilakukan dengan kesetimbangan fluida, menguji kecerdasan Galileo.
Beberapa percobaan paling pentingnya harus dilakukan dengan benda yang
terapung. Kini pandangan yang ditentang Galileo menyatakan bahwa air memberikan
hambatan pada penetrasi dan hambatan ini bersifat instrumental dalam menentukan
apakah benda yang diletakkan di air akan mengapung atau tenggelam. Galileo
berpendapat bahwa air tidak dapat menghambat dan benda akan mengapung atau
tenggelam bergantung pada beratnya. Ini merupakan pengulangan dari pernyataan
tentang hukum Archimedes. Namun harus dijelaskan mengapa benda dengan suatu
bentuk tertentu mengapung, sementara benda lain yang terbuat dari bahan yang
sama dan beratnya sama tapi berbeda bentuk dapat tenggelam.
Galileo mencoba untuk membuktikan hal ini. Pada
tempat pertama, dia membuat kerucut dari bahan kayu atau lilin dan menunjukan
bahwa ketika benda itu mengapung dengan titik atau dasarnya di air, benda itu
akan menggantikan sejumlah fluida. Lagi-lagi percobaan itu dapat ditemukan
bahwa bentuk pelampung dengan kuantitas yang sama harus ditambahkan pada lilin
ini untuk mengangkat permukaannya.
Terlihat bahwasanya Galileo, sedang menuju suatu
thesis yang benar walaupun ada beberapa idenya yang salah. Tentu saja tidak
benar bahwa air tidak mempunyai hambatan pada penetrasi walaupun seperti yang
kita fikirkan Galileo benar jika hambatan air bukanlah faktor penting yang
dapat menentukan apakah benda akan mengapung atau tenggelam. Begitu pula halnya
pada benda datar. Tidak semua hal menjadi tidak tepat untuk mengatakan bahwa
air menghambat penetrasi dan hambatan ini mendorong benda. Fisikawan modern
menjelaskan fenomena berhubungan dengan permukaan sebagai tegangan fluida.
William Gilbert dan Studi
Tentang Magnet
Akan diobservasi bahwa studi-studi Galileo dan
Stevinus terkonsentrasi pada gaya gravitasi. Dengan keragu-raguan pada prinsip pengecualian
Bacon, Gilbert adalah orang sains yang paling beda di Inggris selama masa
pemerintah Ratu Elizabeth. Ratu Elizabeth memberikannya uang pensiun yang
memungkinkannya melanjutkan penelitiannya dibidang sains murni.
Penelitian Gilbert di bidang kimia, yang juga
dianggap hal yang amat penting hampir hilang. Namun demikian hasil karyanya
selama dela[an belas tahun, De magntte adalah hasil karya yang cukup
penting. Dr. Priestly kemudian menyebutkan sebagai bapak listrik modern.
Gilbert adalah orang pertama yang menyatakan bahwa bumi adalah sebuah magnet yang sangat
besar. Dia tidak hanya memberikan sebutan “kutub” untuk titik akhir atau titik
ekstrim pada jarum magnet, tettapi menyebutkan adanya kutub utara dan kutub
selatan. Walaupun persamaan ini mempunyai arti yang sangat bertentangan dengan
apa yang kita gunakan sehari-hari. Kutub utara magnet mengarahkan ke selatan
bumi atau sebaliknya. Dia juga orang pertama yang menggunakan istilah “gaya
listrik”, “pancar listik”. Sampai saat ini belum terdeteksi adanya kesalahan
pada teori-teori yang ditemukan Gilbert. Sebagai seorang pionier dari sebuah
bidang sains yang tidak tereksprorasi, karya yang dihasilkan terbilang akurat.
Sebelum mengumpulkan demonstrasi bahwa bumi
sebenarnya adalah sebuah batu timah raksasa, Gilbert mendemonstrasikan dengan
cara yang jenius, bahwa setiap batu timah apapun ukurannya memiliki kutub yang
pasti dan tetap. Dia melakukanya dengan meletakannya batu itu dalam sebuah
mesin bubut metal dan mengubah bentuknya menjadi bola dan diatas bola inilah
ditunjukan bagaimana kutub-kutub magnet ditemukan. Batu timah berbentuk bola
ini dinamainya terella (bumi kecil).
Gilbert telah melakukan percobaan dengan
meenempatkan batu timah itu mengapung di air. Serta meneliti bahwa kutub-kutub
itu selalu berputar sampai mereka menunjukan arah utara dan selatan, yang
kemudian dijelaskan Gilbert sebagai tarikan magnet bumi. Dia juga
memberitahukan bahwa sepotong besi yang ditempa yang ditempatkan diatas
sebuah gabus yang mengapung di atas air ditarik oleh besi lain menuju suatu
sudut besrnya tidak berarti dan dia juga meneliti bahwa batangan besi biasa
jika digantungkan dengan benang, diasumsikan sebagai arah utara dan selatan.
Percobaan-percobaan lainnya semakin meyakinkan bahwa bumi itu adalah magnet dan
batu timah.
Karena apresiasi yang besar pada pemikiran
Gilbert yang menyatakan bahwa bumi adalah magnet, maka teori-teori yang
menjelaskan aksi jarum magnet itu semakin maju. Columbus dan Paracelsus
misalnya, percaya bahwa jarum tidak ditarikoleh suatu titik disurga seperti
bintang magnetic. Gilbert membuat percobaan-percobaan yang luas untuk
menjelaskan jarum yang bengkok, yang pertama diberitahukan oleh William Norman.
Teori Gilbert tentang pembengkokkan ini didasarkan pada suatu hipotesis yang telah
dipertimbangkan lebih dulu. Gilbert menemukan jarum magnetnya membengkok 72
derajat di London ; delapan tahun kemudian Hudson menemukan pembengkokkan
jarum magnet 750 22` kearah garis balik utara. Namun 200 tahun
kemudian yaitu tahun 1831, Sir James Ross menemukan bahwa garis balik utara
berada pada posisi 7005` dan garis balik selatan diposisi 96043`.
Ini bukanlah hal nyata yang diasumsika Gilbert dan prediksi sainsnya tidak
sepenuhnya benar.
Sebuah ringkasan singkat dari penemu-penemuannya
yang lain cukup menunjukan bahwa posisi terhormat dibidang sains untuknya
sebagaimana dia adalah satu dari ilmuan-ilmuan lainnya yang patut dihargai. Dia
adalah orang pertama yang membedakan antara listrik dan magnet. Dia juga
menemukan “muatan listrik” dan menunjukan bahwa muatan listrik itu dapat
disimpan beberapa saat didalam suatu benda dengan cara menutupi benda itu
dengan bahan-bahan yang tidak dapat menghantar listrik, misalnya kain sutera
walaupun tentunya konduksi listrik tidak terlalu dimengerti. Peralatan listrik
pertama yang dibuat Gilbert adalah manometer. Walaupun dia telah meninggal tida
abad yang lalu, namun metode per-magnet-an besi diperkenalkannya masih dipakai
sampai saat ini.
Penelitian-penelitian Tentang
Cahaya, Panas dan Tekanan Atmosfer
Kita
telah mengetahui bahwa Ptolemy dimasa Aleksandria dan Alhazen di Arab telah
mempelajari refraksi. Keppler mengulangi eksperimen-eksperimen kedua orang itu
dan selalu berjuang untuk menggeneralisasikan observasinya. Dia mencoba
menemukan hukum yang mengatur perubahan arah cahaya, dimana suatu sinar cahaya
diasumsikan melewati satu medium menuju medium lain. Keppler menghitung sudut
refraksi dengan menggunakan sebuah bak seperti apparatus yang memungkinkannya
membandingkan sinar dtg dan sinar refraksi. Dia menemukan bahwa ketika sebuah
sinar cahaya melewati sebuah piringan kaca, jika sinar ini mengenai permukaan
kaca dengan sudut yang lebih besar dari 450, maka sinar itu akan
direfraksikan seluruhnya ke udara. Keppler tidak mengetahui bahwa medium yang
berbeda akan merefraksikan cahaya dengan cara yang berbeda pula dan untuk
medium yang sama, jumlah cahaya berpengaruh terhadap perubahan sudut. Dia tidak
dapat menggeneralisasikan observasinya seperti yang ia harapkan ditambah dengan
hukum refraksi tidak berhasil ditemukannya. Tahun 1621, seorang Belanda bernama
Willebrord Snell menemukan hukum dari hasil penelitian Keppler dan Decrates
yang memformulasikan hukum itu. Kadang-kadang orang beranggapan bahwa Decrates
lah penemu hukum refraksi cahaya. Tidak ada alasan untuk mempercayai bahwa
Decrates mendasarkan generalisasinya pada percobaan Snell. Hukum itu, seperti
yang dinyatakan Decrates, menyatakan bahwa sinus dari sudut yang datang
memberikan suatu rasio yang tetap untuk sinus dari sudut refraksinya untuk
semua medium.
Galileo
sendiri mempelajari tentang cahaya sebagaimana dia berkontribusi dalam
penyempurnaan teleskop. Penelitian tentang panas ternyata lebih menarik
perhatiannya dan kemudian dia mengarahkan penelitiannya untuk mengukur suhu.
Thermometer ciptaannya didasarkan pada prinsip ekspansi zat cair jika
dipengaruhi panas. Namun sebagaimana pengukuran temperatur adalah sesuatu yang
sangat rumit karena tabung yang di dalamnya terkandung zat cair yang akan
diukur ini terbuka dan berhubungan langsung dengan udara luar. Oleh karena itu,
barometer yang menunjukkan perubahan tekanan mengganjal teori Galileo tentang
pengukuran temperaturnya.
Torricelli
Torricelli adalah murid dari Galileo. Galileo telah mengobservasi bahwa air tidak
akan naik ke dalam sebuah tabung tertutup seperti pompa ke ketinggian yang
melebihi 33 kaki. Tapi dia tidak pernah mampu memberikan penjelasan yang
memuaskan tentang prinsip itu. Torricelli dapat menunjukkan bahwa tinggi air
tidak bergantung pada apapun kecuali beratnya yang kemudian dibandingkan dengan
berat udara. Hal ini memang benar, ini adalah bukti bahwa fluida apapun akan
mencapai ketinggian tertentu bergantung pada berat relatifnya yang dibandingkan
dengan udara. Dengan demikian, Mercuri yang memiliki kerapatan 13 kali
kerapatan air hanya akan naik ke 1/13 tinggi kolom air yaitu sepanjang 30 inci.
Berdasarkan hasil ini, maka Torricelli akan membuktikan bahwa teorinya benar.
Torricelli memasukkan Mercuri ke dalam sebuah tabung yang salah satu bagian
ujungnya tertutup. Dia lalu membalikkan tabung itu sehingga mulut tabung yang
terbuka berada dibawah. Mercuri yang ada di dalam tabung jatuh menuju mulut
tabung yang berada di bawah, namun setelah sampai 30 inci dari titik awalnya
jatuh, Mercuri itu tidak menyentuh mulut tabung dan berada pada keadaan tetap
30 inci. Keberhasilan Teori Torricelli ini merupakan tindakan revolusioner.
Tekanan atmosferlah yang menyebabkan Mercuri tidak jatuh sampai ke mulut
tabung.
Telah
lama orang-orang menyangka dan percaya bahwa kecepatan udara bervariasi setiap
waktu. Ada kalanya udara itu “berat” dan kadang pula “ringan”. Ini adalah bukti
bahwa kolom Mercuri yang diciptakan Torricelii dapat naik turun dan hanya
berbanding lurus dengan berat atau ringannya udara saai itu. Kemudian hanya
perlu digambarkan suatu skala ditabung itu yang mengindikasikan tekanan
atmosfer relative dan barometer Torricelli berhasil diselesaikan.
Teori-teori dan penemuan-penemuan yang sifatnya revolusioner seperti yang dikatakan
Torricelli jelas menimbulkan kontroversi. Tahun 1648, Pascal menyarankan bahwa
jika teori tekanan atmosfer dengan menggunakan Mercuri itu benar adanya maka
hal ini dapat ditunjukkan dengan mendaki gunung dan membawa tabung Mercuri
tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa udara menjadi lebih ringan dipermukaan
bumi yang lebih tinggi maka kolom Mercuri itu tingginya akan berkurang dan akan
naik lagi ketika tabung itu berada dipermukaan bumi yang lebih rendah.
Percobaan ini akhirnya dilakukan di Gunung Puy de Dome di Auvergne dan kolom
Mercuri itu naik turun sebesar 3 inci.
Dari
percobaan ini didapatlah bahwa pengukuran ketinggian gunung dapat dilakukan
dengan menggunakan barometer dengan sedikit modifikasi dan perbaikan pada
bentuk awalnya.
Torricelli juga melakukan penelitian di bidang Hidrolik. Selain itu dia juga
melakukan perbaikan pada mikroskop dan teleskop. Torricelli meninggal pada
tanggal 26 Oktober 1647.
0 komentar:
Posting Komentar