Sabtu, 17 November 2012

Perkembangan Peserta Didik



1.        Perkembangan peserta didik adalah mata kuliah yang mendukung kompetensi pedagogik, jelaskan dan berikan contohnya?
Jika dilihat dari segi istilah, pedagogik sendiri berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu paedos (anak) dan agogos (mengantar, membimbing, memimpin). Dari dua istilah diatas timbul istilah baru yaitu paedagogos dan pedagog, keduanya memiliki pengertian yang hampir serupa, yaitu sebutan untuk pelayan pada zaman Yunani kuno yang mengantarkan atau membimbing anak dari rumah ke sekolah setelah sampai di sekolah anak dilepas, dalam pengertian pedagog intinya adalah mengantarkan anak menuju pada kedewasaan.
Istilah lainnya yaitu Paedagogia yang berarti pergaulan dengan anak, Pedagogi yang merupakan praktek pendidikan anak dan kemudian muncullah istilah Pedagogik yang berarti ilmu mendidik anak.
Ada beberapa tingkatan dalam pendidikan, sehingga menimbulkan cabang ilmu pendidikan yang dikembangkan para ahli yaitu pendidikan pada anak yang disebut Pedagogik, ilmu pendidikan bagi orang dewasa yang disebut Andragogi serta pendidikan bagi ilmu pendidikan manula yang disebut Gerogogi.
Menurut M.J. Langeveld, pendidikan baru terjadi ketika anak telah mengenal kewibawaan, syaratnya yaitu terlihat pada kemampuan anak memahami bahasa, karena sebelum itu dalam pedagogik anak tidak disebut telah dididik yang ada adalah pembiasaan. Sedang batas atasnya yaitu ketika anak telah mencapai kedewasaan atau bisa disebut orang dewasa.
Pedagogik diperlukan dikarenakan 2 alasan, yaitu bahwa pedagogik sebagai suatu sistem pengetahuan tentang pendidikan anak diperlukan, karena akan menjadi dasar bagi praktek mendidik anak. Selain itu bahwa pedagogik akan menjadi standar atau kriteria keberhasilan praktek pendidikan anak. Kedua, manusia memiliki motif untuk mempertanggungjawabkan pendidikan bagi anak-anaknya, karena itu agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, praktek pendidikan anak memerlukan pedagogik sebagai landasannya agar tidak jadi sembarangan.
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen dijelaskan bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan
seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran yang berhubungan
dengan peserta didik, meliputi pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum
atau silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang
mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.

Contohnya seorang anak yang ketika dia berada di sekolah anak tersebut menjadi seorang anak yang nakal akan tetapi ketika di rumah anak tersebut menjadi anak yang sangat baik dan sopan.  Hal itu kemungkinan besar terjadi dikarenakan orang tua yang tidak mampu memahami kemauan anak dan tidak mampu memberikan perhatian yang lebih sehingga dia mencariperhatian kepada oranglain dengan cara yang salah. 

2.        Jelaskan secara singkat karakteristik perkembangan intelek remaja, dan bagaimana aplikasinya di sekolah?
Istilah intelek berasal dari bahasa Inggris intellect yang menurut Chaplin (1981) diartikan sebagai :
1.         Proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan
menilai, dan kemampuan mempertimbangkan;
2.          Kemampuan mental atau itelegensi.
Menurut Mahfudin Shalahudin (1989) dinyatakan bahwa “intelek” adalah akal budi atau inteligensi yang berarti kemampuan untuk meletakkan hubungan dari proses berfikir. Selanjutnya, dikatakan bahwa orang yang intelligent adalah orang yang dapat menyelesaikan persoalan dalam waktu yang lebih singkat, memahami masalahnya lebih cepat dan cermat, serta mampu bertindak cepat.

Piaget membangi empat tahapan perkembangan intelektual/ kognitif, yaitu (1) tahap sensori motoris, (2) tahap praoperasional, (3) tahap operasional konkret dan (4) tahap operasional formal. Setiap tahapan memiliki karakteristik tersendiri sebagai perwujudan kemampuan intelek individu sesuai dengan tahap perkembangannya.
Adapun karakteristik setiap tahapan perkembangan intelek tersebut adalah sebagai berikut :
1.Karakteristik Tahap Sensori-Motoris
Tahap sensori-motoris ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut :
a)        Segala tindakannya masih bersifat naluriah
b)        Aktivitas pengalaman didasarkan terutama pada pengalaman indra
c)        Individu baru mampu melihat dan meresapi pengalaman, tetapi belum mampu untuk    mengategorikan pengalaman
d)       Individu mulai belajar menangani objek-objek konkret melalui skema-skema sensori-motorisnya.
Sebagai upaya lebih memperjelas karakteristik tahap sensori-motoris ini, Piaget  merinci lagi tahap sensori-motoris ke dalam enam fase dan setiap fase memiliki karakteristik tersendiri.
a.    Fase pertama (0-1 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut :
a)         Individu mampu bereaksi secara refleks
b)        Individu mampu menggerak-gerakkan anggota badan meskipun belum terkoordinir
c)         Individu mampu mengasimilasi dan mengakomodasikan berbagai pesan yang diterima dari lingkungannya.
b.    Fase kedua (1-4 bulan) memiliki karakteristik bahwa individu mampu memperluas skema yang dimilikinya berdasarkan hereditas
c.    Fase ketiga (4-8 bulan) memiliki karakteristik bahwa individu mulai dapat memahami hubungan antara perlakuannya terhadap benda dengan akibat yang terjadi pada benda itu.
d.   Fase keempat (8-12 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut :
a)         Individu mampu memahami bahwa benda tetap ada meskipun untuk sementara waktu hilang dan akan muncul lagi di waktu lain.
b)        Individu mulai mampu mencoba sesuatu
c)         Individu mampu menentukan tujuan kegiatan tanpa tergantung kepada orangtua


e.    Fase kelima (12-18 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut :
a) Individu mulai mampu untuk meniru
b) Individu mampu untuk melakukan berbagai percobaan terhadap lingkungannya secara lebih lancar

f.     Fase keenam (18-24 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut :
a)         Individu mulai mampu untuk mengingat dan berpikir
b)        Individu mampu untuk berpikir dengan menggunakan simbol-simbol bahasa sederhana
c)         Individu mampu berpikir untuk memecahkan masalah sederhana sesuai dengan tingkat perkembangannya
d)        Individu mampu memahami diri sendiri sebagai individu yang sedang berkembang
2. Karakteristik Tahap Praoperasional
Tahap praoperasional ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut :
a)      Individu telah mengkombinasikan dan mentrasformasikan berbagai informasi
b)     Individu telah mampu mengemukakan alasan-alasan dalam menyatakan ide-ide
c)      Individu telah mengerti adanya hubungan sebab akibat dalam suatu peristiwa konkret, meskipun logika hubungan sebab akibat belum tepat
d)     Cara berpikir individu bersifat egosentris ditandai oleh tingkah laku :
1) berpikir imajinatif
2) berbahasa egosentris
3) memiliki aku yang tinggi                                                       
4) menampakkan dorongan ingin tahu yang tinggi dan
5) perkembangan bahasa mulai pesat.

3. Karakteristik Tahap Operasional Konkret
         Tahap operasional konkret ditandai dengan karakteristik menonjol bahwa segala sesuatu dipahami sebagaimana yang tampak saja atau sebagaimana kenyataan yang mereka alami. Jadi, cara berpikir individu belum menangkap yang abstrak meskipun cara berpikirnya sudah tampak sistematis dan logis. Dalam memahami konsep, individu sangat terikat kepada proses mengalami sendiri. Artinya, mudah memahami konsep kalau pengertian konsep itu dapat diamati atau melakukan sesuatu yang berkaitan dengan konsep tersebut.


4. Karakteristik Tahap Operasional Formal
Tahap operasional formal ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai berikut :
a)      Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi
b)      Individu mulai mampu berpikir logis dengan objek-objek yang abstrak
c)      Individu mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis
d)     Individu bahkan mulai mampu membuat perkiraan (forecasting) di masa depan
e)      Individu mulai mampu untuk mengintrospeksi diri sendiri sehingga kesadaran diri sendiri tercapai
f)       Individu mulai mampu membayangkan peranan-peranan yang akan diperankan sebagai orang dewasa
g)      Individu mulai mampu untuk menyadari diri mempertahankan kepentingan masyarakat di lingkungannya dan seseorang dalam masyarakat tersebut.

Aplikasi perkembangan intelek di sekolah yakni guru harus menciptakan suasana yang nyaman untuk secara psikologis peserta didik, yakni:
·       Pendidik menerima peserta didik secara positif sebagaimana adanya tanpa syarat (unconditional positive regard).
·       Pendidik menciptakan suasana dimana peserta didik tidak merasa terlalu dinilai oleh orang lain.
·       Pendidik memberikan pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan dan perilaku peserta didik, dapat menempatkan diri dalam situasi peserta didik, serta melihat sesuatu dari sudut pandang mereka (empathy).
·       Memberikan suasanan psikologis yang aman bagi remaja untuk mengemukakan pikiran-pikirannya sehingga terbiasa berani mengembangkan pemikirannya sendiri.


3.        Jelaskan secara singkat karakteristik perkembangan emosi remaja, bagaimana aplikasinya dalam pendidikan?
Emosi adalah suatu respons terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat dan biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus,yang dapat terjadi baik terhadap perangsang–perangsang eksternal maupun internal (Soegarda Poerbakawatja, 1982).
Remaja sendiri menyadari bahwa aspek-aspek emosional dalam kehidupan adalah penting (Jersild, 1957: 133).  Beberapa kondisi emosional antara lain:
a.        Cinta / kasih sayang. Faktor penting dalam kehidupan remaja adalah kapasitasnya untuk mencintai orang lain dan kebutuhannya untuk mendapatkan cinta dari orang lain. Tampaknya tidak ada manusia, termasuk remaja, yang hidup bahagia dan sehat tanpa mendapatkan cinta dari orang lain. Para remaja yang berontak secara terang-terangan nakal dan mempunyai sikap permusuhan besar kemungkinan disebabkan oleh kurangnya rasa cinta dan dicintai yang tidak disadari.
b.        Gembira. Rasa gembira akan dialami apabila segala sesuatunya berlangsung dengan baik dan para remaja akan mengalami kegembiraan jika ia diterima sebagai sahabat, atau bila jatuh cinta dan cintanya itu mendapat sambutan (diterima)oleh yang di cintai.
c.        Kemarahan dan Permusuhan. rasa marah merupakan gejala yang penting diantara emosi-emosi yang memainkan peranan yang menonjol dalam perkembangan kepribadian melalui rasa marahnya seseorang mempertajam tuntutannya sendiri dan pemilikan minat-minatnya sendiri. Sikap-sikap permusuhan mungkin berbentuk dendam, kesedihan, prasangka, atau kecenderungan untuk merasa tersiksa.
d.       Ketakutan dan kecemasan. Ketakutan muncul karena adanya kecemasan-kecemasan dan rasa tidak berani yang bersamaan dengan perkembangan remaja itu sendiri. Biasanya para remaja merasa takut hanya pada kejadian-kejadian bila mereka merasa bahaya. Satu-satunya cara untuk menghindarkan diri dari rasa takut adalah menyerah pada rasa takut, seperti terjadi bila seorang begitu takut sehingga ia tidak berani mencapai apa yang Semarang atau masa depan yang tidak menentu.
Aplikasi dalam pembelajaran misalnya seorang anak yang sangat malu atau tidak percaya diri untuk mengemukakan ide/gagsannya dikarenakan malu atau takut dicela dengan pengrahan yang baik oleh guru semakin lama anak tersebut mulai berani untuk berbicara di depan murid lain dan bahkan di depan orang banyak sekali pun.

4.        Jelaskan secara singkat karakteristik perkembangan bahasa anak remaja, dan bagaimana aplikasinya dalam pembelajaran?
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif yang berarti faktor intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa. Bersamaan dengan kehidupannya di dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengkutip proses belajar disekolah. Sebagaimana diketahui, dilembaga pendidikan diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan kaidah-kaedah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa perkembangan sistem budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat khusus, seperti istilah baceman dikalangan pelajar yang dimaksudkan adalah bocoran soal ulangan atau tes. Bahasa prokem terutama secara khusus untuk kepentingan khusus pula.
Aplikasi dalam proses pembelajaran di sekolah adalah guru membuat kelompok belajar yang anggotnya terdiri dari anak-anak yang bervariasi bahasanya sehingga memperkaya kosakata tiap anak.  Pertama, anak perlu melakukan pengulangan (menceritakan kembali) pelajaran yang telah diberikan dengan kata dan bahasa yang disusun oleh murid-murid sendiri. Dengan cara ini senantiasa guru dapat melakukan identifikasi tentang pola dan tingkat kemampuan bahasa murid-muridnya. Kedua, berdasar hasil identifikasi itu guru melakukan pengembangan bahasa murid dengan menambahkan perbendaharaan bahasa  lingkungan yang telah dipilih secara tepat dan benar oleh guru. Cerita murid tentang isi pelajaran yang telah dipercaya itu diperluas untuk langkah-langkah selanjutnya, sehingga para murid mampu menyusun cerita lebih komprehensif tentang isi bacaan yang telah dipelajari dengan menggunakan pola bahasa mereka sendiri.

5.        Jelaskan secara singkat karakteristik perkembangan bakat anak remaja, dan selanjutnya apa yang dapat guru lakukan dalam perkembangan bakat tersebut?
Bakat adalah kemampuan ilmiah atau bawaan untuk memperoleh pengetahuan atau ketrampilan yang bersifat umum dan khusus(talent). Bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu  tindakan dapat dilakukan di masa akan datang. Hal-hal yang dapat memupuk bakat anak yakni pendidik dapat menerima sebagaimana adanya dan pendidik menciptakan suasana yang nyaman bagi peserta didik.


6.        Bagaimana karakteristik perkembangan sosial anak remaja, dan bagaimana aplikasinya dalam pendidikan?

Remaja adalah tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa.  Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi social dan pergaulan remaja telahcukup luas.  Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya. Pergaulan dengan sesame remaja lawan jenis dirasakan yang paling penting tetapi cukup sulit, karena di samping harus memperhatikan norma pergaulan sesama remaja, juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup. 
Kehidupan sscial pada jenjang remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional.  Seseorang remaja dapat mengalami sikap hubungan sosial tertutup sehubungan dengan masalah yang dialami remaja. Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok, baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Baik di dalam kelompok kecil maupun kelompok besar, masalah yang umum dihadapi oleh remaja dan paling rum it adlah factor penyesuaian diri. 
Perkembngan social berpengaruh pada tingkah laku seorang murid.  Misalnya ketika guru mengadakan tugas berkelompok belajar banyak sekali murid yang menentukan anggota kelompok yang memiliki kesamaan pemikiran  Sehingga ketika kelompok itu belajar itu anggotanya ditentukan oleh guru, murid yang tidak memiliki kesamaan pemiran tadi tidak dapat bekerja sama secara maksimal dengan murid lain..  
Sumber:
Sunarto, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

7.        Kemukakan perbedaan dan persamaan antara kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual, dan bagaimana aplikasi perkembangan kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual dalam bidang pendidikan?
Perbedaan antara kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual dapt kita lihat pertama kali dari pengetiannya.  Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali dan menegelola perasaan sendiri orang dan orang lain serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memadukan pikiran dan tindakan.
Jadi orang yang cerdas secara emosi bukan hanya memiliki emosi atau perasaan-perasaan, tetapi juga memahami apa artinya. Dapat melihat diri sendiri seperti orang lain melihat kita, mampu memahami orang lain seolah-olah apa yang dirasakan orang itu kita rasakan juga.
Namun kecerdasan emosi tersebut harus pula didasari oleh kesadaran akan kebenaran sejati yang didorong oleh kekuatan dan  kesadaran untuk merasakan, mendengar dan melihat ‘kekuatan lain’ yang tersembunyi, kekuatan  yang paling berhak menentukan berhasil tidaknya usaha seseorang. Faktor inilah yang disebut SQ (Spiritual Qotien) atau kecerdasan spiritual atau kecerdasan jiwa. SQ membantu orang untuk menerapkan nilai positif di hidupnya serta memahami makna hidupnya dan merasakan kebahagiaan.
Sumber:
Anonim.2010.kecerdasan spritual dan kecerdasan emosi.id.shvoong.com. diakses   tanggal 17 mei 2012, jam 13:12.

Anonim. 2011. Kecerdasan spiritual. ilmupsikologi.wordpress.com. diakses tanggal 17 mei 2012, jam 13:12.



0 komentar: